Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

GENETIKA (PERSILANGAN)

Sejarah Persilangan
Penemu : Gregor Mendel (1822-1884).
Bahan   : Kacang ercis (Pisum sativum).
Alasan  : fenotipe kontras, bisa menyerbuk sendiri, daur hidup singkat, dan mudah disilangkan.

Istilah Persilangan
  • Gen : pewarisan sifat. Letak di dalam lokus koromosom.
  • Alel : pasangan gen yang terletak di lokus yang sama dari kromosom homolog.
  • Parental (P) : induk/tertua.
  • Filial (F) : keturunan.
  • Genotipe : sifat yang tidak tampak, (dinyatakan dalam bentuk huruf) yaitu terdiri dari homozigot dan heterozigot. (1). Homozigot : pasangan gen yang sejenis. Gen Dominan merupakan sifat yang menutupi  ekspresi gen lain (sifat yang menang), dinyatakan dengan huruf besar, misalnya AA, BB. Gen resesif merupakan gen yang ditutupi oleh gen lain (sifat yang kalah), dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya aa, bb. (2). Heterozigot : pasangan gen yang tidak sejenis, misalnya Aa, Bb.
  • Fenotipe : sifat yang tampak, contohnya tinggi, pendek, hitam, kuning, bulat, dan kisut.

 Jenis Persilangan

1. Hukum Mendel I (Hukum Segregasi Bebas) : gen terpisah secara bebas.
Contoh : diketahui genotipe AaBb, maka tentukan macam gamet dan jumlah gametnya!
Jawab :
Sehingga diperoleh 4 macam gamet, yaitu : AB, Ab, aB, ab. 


 2. Hukum Mendel II : penggabungan gen secara acak.
  • MONOHIBRID, ciri : F1 ikut induk dominan.

  • DIHIBRID : persilangan dua sifat beda.

  • INTERMEDIET : memiliki sifat kedua induknya.
  • TEST CROSS : disilangkan dengan induk resesif.


PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

  • ATTAVISME : interaksi antar gen dengan gen yang bukan alelnya, terjadi pada jengger ayam.
Fenomena ini diungkapkan kali pertama oleh William Bateson dan R.C Punnett. Mereka mengawinkan berbagai macam ayam dengan memerhatikan bentuk jengger. Persilangan antara ayam berjengger tipe rose (gerigi) dengan tipe pea (biji) menghasilkan 100% ayam berjengger walnut.

Semula, munculnya ayam berjengger walnut diduga merupakan sifat intermedier (sifat antara) yang muncul jika gennya heterozigot. Akan tetapi, jika ayam F1 berjengger walnut tersebut dikawinkan sesamanya, dihasilkan empat fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Selain fenotipe jengger ayam rose, pea, dan walnut muncul satu sifat baru lain, yakni single (bilah).

Empat tipe jengger ayam
Empat tipe jengger ayam
Jengger tipe walnut dan single merupakan tipe jengger baru yang muncul dan tidak dijumpai pada kedua induk. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antargen. Adanya empat sifat beda dengan perbandingan 9:3:3:1 memberikan petunjuk bahwa terdapat dua pasang alel yang berbeda ikut mempengaruhi bentuk jengger ayam.

Sepasang alel (RR) menentukan tipe jengger rose dan sepasang alel (PP) menentukan tipe jengger pea. Interaksi antar gen rose dan pea menghasilkan fenotipe alnut (R-P-) dan single (rrpp). Gen R dominan terhadap alel r dan gen P dominan terhadap p. Satu atau sepasang gen R dominan terhadap gen r, dalam hal ini menghasilkan fenotipe baru, yakni walnut. Sepasang gen rrpp menghasilkan fenotipe baru, single. Meskipun terdapat dominansi antara gen P dan gen R, gen-gen tersebut bukanlah gen sealel (Suryo, 2001: 131).

  • EPISTASI-HIPOSTASI
Peristiwa sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan ekspresi gen lain yang bukan sealel disebut epistasis. Adapun gen yang kalah disebut hipostasis. Terkadang, peristiwa epistasis dan hipostasis menghasilkan fenotipe baru (Starr Taggart, 1995:179). Epistasis dapat dibedakan berdasarkan dominansi terhadap gen lain menjadi:

Epistasis Dominan 
Hal ini terjadi jika suatu gen bersifat epistasis terhadap gen lain jika bersifat dominan terhadap alelnya. Misalnya, terdapat gen A dan B yang mengatur suatu ciri, maka pada epistasis dominan berlaku sifat gen :
Epistasis dominan

Epistasis Resesif
Pada epistasis ini, gen akan bersifat epistasis jika dalam keadaan resesif terhadap alelnya. Contohnya:
Epistasis resesif
Epistasis dominan dan resesif 
Epistasis jenis ini terjadi jika pada suatu ciri yang dikendalikan oleh dua gen dan terdapat epistasis dominan dan resesif. Contohnya:
Epistasis dominan dan resesif


  • POLIMERI
Polimeri dibuktikan ketika menyilangkan gandum kulit merah dengan kulit putih. Generasi F1 hasil perbandingan tersebut menghasilkan 100% gandum kulit merah. Persilangan F1 menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan kulit merah dan putih sebesar 15:1. Dari perbandingan tersebut dapat diduga bahwa persilangan yang dilakukan merupakan persilangan dihibrid.
Perbandingan 15:1 merupakan modifikasi dari hukum Mendel mengenai persilangan dihibrid. Perbandingan 15:1 dihasilkan dari modifikasi perbandingan (9+3+3) : 1. Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa gen pembawa sifat merah adalah dominan dan terdapat dua pasang alel yang menentukan sifat kulit merah. Perhatikan persilangan berikut.

Persilangan Polimeri

Berdasarkan hasil generasi F2, diketahui bahwa terdapat 15 dari 16 kemungkinan perkawinan menghasilkan fenotipe merah, karena mengandung gen dominan M. Adapun satu kemungkinan menghasilkan fenotipe putih karena tidak memiliki gen dominan M. Hasil generasi F2 juga mengungkapkan bahwa semakin banyak gen dominan M, semakin tua warna kulit gandum tersebut. Jika terjadi sebaliknya, warna kulit gandum semakin putih.

Dari percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa polimeri merupakan peristiwa dipengaruhinya satu ciri oleh banyak gen yang berdiri sendiri dan terjadi secara akumulatif. Semakin banyak gen yang memengaruhi, semakin nyata perbedaannya. Contoh lain polimeri terjadi pada warna iris mata manusia dan warna kulit.

  • KRIPTOMERI
Kriptomeri kali pertama diungkapkan oleh Corens pada saat menyilangkan bunga Linaria marrocana galur murni warna merah dan putih. Generasi F1 hasil persilangan didapatkan semua bunga berwarna ungu. Kemudian bunga tersebut disilangkan dengan sesamanya menghasilkan generasi F2. Hasilnya, didapatkan fenotipe bunga ungu, merah, dan putih dengan perbandingan 9:3:4. 
Dari hasil tersebut diduga kuat bahwa persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida. Berdasarkan penelitian Correns, gen pembentuk antosianin dominan terhadap gen tanpa antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah jika berada dalam sitoplasma sel yang bersifat asam. Jika sitoplasma bersifat basa, pigmen berwarna ungu. Sifat asam basa sitoplasma ini dipengaruhi oleh gen lain. Gen penyebab sitoplasma basa ini bersifat dominan.

Berdasarkan dua ciri, pembentukan antosianin dan derajat keasaman sitoplasma menyebabkan fenotipe bunga warna ungu tersembunyi. arna ungu akan tampak jika kedua gen dominan muncul. Karena itulah peristiwa ini disebut kriptomeri (kriptos tersembunyi). Perhatikan persilangan berikut.

Persilangan Kriptomeri

Perbandingan fenotipe F2 9:3:4 terlihat tidak sesuai dengan perbandingan fenotipe dihibrid menurut Mendel. Sebenarnya perbandingan tersebut hanyalah modifikasi dari hukum Mendel, yaitu 9:3: (3+1).

  • KOMPLEMENTER
Fenomena gen komplementer kali pertama diamati oleh . Bateson dan R.C. Punnet saat mengamati persilangan Lathyrus odoratus. Komplementer merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen tidak muncul, sifat yang dimaksud juga tidak muncul atau tidak sempurna.

Pada bunga Lathyrus odoratus, terdapat dua gen yang saling berinteraksi dalam memunculkan pigmen pada bunga.

Gen C : membentuk pigmen warna
Gen c : tidak membentuk pigmen warna
Gen P : membentuk enzim pengaktif pigmen
Gen p : tidak membentuk enzim pengaktif pigmen


Berdasarkan gen-gen tersebut, warna pada bunga hanya akan timbul jika kedua gen, penghasil pigmen (C) dan penghasil enzim pengaktif pigmen (P), muncul. Jika salah satu atau kedua gen tidak muncul, bunga tidak berwarna (putih). Perhatikan persilangan berikut:
Persilangan Komplementer
Berdasarkan hasil persilangan, generasi F2 menghasilkan perbandingan fenotipe ungu dan putih sebesar 9:7. Sepintas, tampak hal tersebut tidak sesuai hukum Mendel. Akan tetapi, sebenarnya perbandingan 9:7 tersebut hanya modifikasi dari perbandingan 9 : (3+3+1).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Histologi Organologi Tumbuhan

JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan
Kumpulan sel sejenis yang mempunyai fungsi tertentu.

Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan muda/meristem/embrional
jaringan aktif membelah, jaringan masih muda, jaringan sel-selnya panjang-panjang. 

Meristem Primer/Apikal/Pucuk
tempat  : di ujung akar dan ujung batang
tujuan : pemanjangan akar dan batang

Gambar 1.  Ujung Akar


Gambar 2. Ujung Batang

Meristem Sekunder/Lateral/Samping
tempat : Tumbuhan dikotil pada kambium yang membentuk lingkaran tahunan, dan tumbuhan monokotil pada palmae (jaringan parenkim meristematik).
tujuan : pelebaran akar dan batang.

 


2. Jaringan dewasa
a. Epidermis
jaringan paling luar, sel tersusun rapat, tidak memiliki kloroplas, dapat bermodifikasi menjadi kutikula (lapisan kitin), trikoma (rambut-rambut), spina (duri), sel tapis, serat, dan stomata.
b. Vaskuler/ Pengangkut
Xilem/Pembuluh Kayu : terdiri dari sel kayu (trakeid). Fungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju ke daun.
Floem/Pembuluh Tapis : terdiri dari sel-sel pengiring. Fungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

c. Penyokong/Penguat
Kolenkim : jaringan hidup, sel menebal pada sudut-sudut sel, batang muda, dan dinding sel mengandung zat selulosa.

Sklerenkim : jaringan mati, sel menebal pada seluruh bagian sel, batang tua, dan dinding sel mengandung zat lignin atau zat kayu.

Sklereid : sel batu, contoh : tempurung kelapa dan kulit kenari.
  

d. Parenkim/Dasar/Pengisi
Jaringan dasar karena menyusun sebagian besar jaringan pada zat akar, batang, daun dan buah, serta terdapat di antara xilem dan floem. Ciri selnya adalah merupakan sel hidup berukuran besar, tipis dan lentur, umumnya berbentuk segi enam, banyak vakuola, memiliki ruang antar sel sehinga ruangan tidak rapat,mampu bersifat embrional /meristem, karena dapat membelah diri).

 Berdasarkan fungsinya , jaringan parenkim dikelompokan menjadi :
  • Parenkim asimilasi merupakan jaringan parenkim tempat pembuatan zat makanan melalui proses fotosintesis
  • Parenkim penimbun, tempat menyimpan cadangan makanan karena memiliki vakuola besar, misalnya pada umbi, biji, dan rimpang, yang menyimpan cadangan makanan berupa pati, minyak dan senyawa alkaloid
  • Parenkim air, berfungsi sebagai tempat penyimpan air, seperti pada tumbuhan xerofit yaitu kaktus
  • Parenkim pengangkut, merupakan parenkim yang terletak disekitar xilem dan floem.
  • Parenkim penyimpan udara/ airenkim
  • Parenkim penutup  luka, parenkim yang memiliki kemampuan regenerasi/ pemulihan diri dengan cara meristematis kembali. Parenkim ini disebut juga kambium gabus (felogen).

ORGAN TUMBUHAN

Kumpulan dari jaringan-jaringan yang melakukan diferensiasi dan spesialisasi membentuk organ tumbuhan seperti, akar, batang, daun (merupakan organ pokok/nutritivum). Mampu melakukan modifikasi (berganti bentuk, sifat dan fungsinya), contohnya bunga modifikasi dari ranting dan daun, buah (bunga yang diserbuki), umbi modifikasi akar, dll.

AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix)
DIKOTIL, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang.
MONOKOTIL, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
  •   Fungsi Akar :
  1. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
  2. Untuk menyimpan cadangan makanan
  3.  Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
  •   Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam. Epidermis, Korteks, Endodermis ,Silinder Pusat/Stele.
  • Epidermis Susunan sel-selnya rapat Setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air (semi permeable), bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bulu akar bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut ,Bulu akar hanya satu sel hasil modifikasi epidermis untuk memperluas permukaan akar.
  • Korteks : letaknya langsung di bawah epidermis,sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Kortex adalah jaringan dasar ( parenkin) yang nantinya akan berperan sesuai jenis tanamannya. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim yang belum menebal
  • Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, Bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, Sel U mengalami penebalan dan impemeable sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
  • Silinder Pusat/Stele , merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan : Persikel/Perikambium merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar. Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari.Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. 
  • Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.


BATANG 
Batang tumbuhan dikotil dan monokitil, memiliki susunan anatomi yang berbeda, yaitu :
Batang Dikotil

  • Susunan anatominya memiliki lapisan -lapisan dari luar ke dalam Epidermis, Kortex, Penyokong (kolenkim - Sklerenkim), Pembuluh angkut ( Xylem - Floem).

1.  Epidermis
  •  Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
  •  Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2. Korteks
  •  Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis
  •  tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
3. Stele/ Silinder Pusat
  •  Merupakan lapisan terdalam dari batang.
  •  Lapisan terluar dari stele disebut kambium.
  •  lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral terbuka yang artinya xilem dan floem letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler.
  • Perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat melakukan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
  • Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus. Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedangkan pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan , sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun. Pelapisan -perlapisan itu membentuk lingkaran yang dinamakan Lingkaran Tahun.

 Batang Monokotil
  • Susunan anatomi batang monokotil adalah epidermis, korteks dan stele
  • Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
  • Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
  • Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

DAUN

Struktur Daun  : terdiri dari  morfologi (strktur luar)  dan anatomi (struktur dalam)
a. Morfologi (Struktur Luar)
  • Pada umumnya daun berwarna hijau, karena terdapat klorofil, 
  • Memiliki bagian-bagian antara lain helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus).
  • Tangkai daun terdapat bagian yang menempel dengan batang yag disebut pangkal tangkai daun.
  • Pada daun tubuhan monokotil, pangkal daun berbentuk pipih dan lebar serta membungkus batangnya. yang disebut  pelepah daun. Contoh  pada tumbuhan pisang dan talas. Daun yang memiliki ketiga bagian daun yaitu pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun disebut juga daun sempurna. 
  • Daun yang tidak memiliki 1 bagian daun atau lebih disebut daun tidak sempurna.
  • Pada umumnya tumbuhan dikotil memiliki tulang daun menyirip dan menjari.  Menyirip, contoh daun mangga, jambu, rambutan .  Menjari, contoh daun pepaya, jarak, ketela pohon dll.
  • Tumbuhan monokotil memiliki tulang daun sejajar dan melengkung. Tulang  daun sejajar, contoh tebu, padi, rumput dll, tulang daun melengkung , contoh sirih, genjer,  dll
  • Berdasarkan jumlah helaian daunnya, terdiri dari : daun  tunggal dan daun majemuk.
  • Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. 
  • Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya.
  • Fungsi Daun  sebagai tempat pembuatan makanan (fotosintesis), pernapasan ( respirasi) dan penguapan (transpirasi), sebagai alat reproduksi vegetatif (pada tanaman cocor bebek), dan sebagai sumber vitamin dan obat
b. Anatomi (Struktur Dalam)


Struktur anatomi daun terdiri dari : epidermis (pelindung), mesofil atau parenkim yang terdiri dari Jaringan tiang ( parenkim palisade), jaringan bunga karang ( parenkim spons) dan berkas pembuluh angkut (xilem dan floem).
1. Epidermis
  • Epidermis daun merupakan lapisan terluar dari daun bagian atas dan bawah.
  • Epidermis daun terdiri dari satu lapis sel-sel epidermis yang tidak memiliki ruang antarsel. 
  • Epidermis daun berfungsi untuk melindungi bagian atas maupun bawah daun. 
  • Untuk mencegah penguapan air yang berlebihan, umumnya dan memiliki lapisan lilin atau rambut-rambut halus.
  • Diantara sel-sel epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang berfungsi sebagai pertukaran gas.
  • Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun tetapi letak stomata tumbuhan air terdapat di bagian atas daun.
2. Mesofil daun atau jaringan dasar yaitu  jaringan tiang ( parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons)
  • Parenkim palisade adalah kumpulan sel-sel berbentuk silindris, tegak, tersusun rapat, dan mengandung kloroplas,terletak dibawah epidermis tempat terjadinya fotosintesis, hanya terdapat pada tumbuhan dikotil.
  • Jaringan bunga karang (spons) adalah jaringan yang berbentuk tidak teratur dan ada ruang antarsel. Jaringan yang tidak rapat ini berfungsi untuk menampung karbon dioksida untuk proses fotosintesis.
3. Berkas pembuluh angkut /vaskuler (xilem dan floem)
  • terdapat di dalam tulang-tulang daun 
  • merupakan lanjutan dari sistem jaringan pembuluh angkut batang atau cabang dan pembuluh angkut akar. 
 BUNGA

Bunga adalah alat reproduksi tumbuhan. Bagian-bagian bunga sebagai berikut:
  1. Kelopak bunga. Umumnya berwarna hijau. Fungsi kelopak bunga adalah untuk membungkus dan melindungi kuncup bunga sebelum mekar.
  2. Mahkota bunga. Memiliki warna cerah. Fungsi mahkota bunga adalah untuk menarik serangga untuk datang dan menyerbuki bunga. Pada sebuah bunga dikotil biasanya terdapat mahkota bunga berjumlah 4, 5, atau kelipatannya. Sedangkan pada tumbuhan monokotil berjumlah 3 atau kelipatannya.
  3. Benang sari. Adalah alat kelamin jantan pada tumbuhan. Jika serbuk sari masuk ke putik, maka akan terjadi pembuahan.
  4. Putik. Adalah alat kelamin betina pada tumbuhan.
     
BUAH
cadangan makanan hasil fotosintesis
Buah Semu : terbentuk dari bakal buah dan bagian bunga lainnya. contoh : buah beringin : bakal buah dan dasar bunga
Buah Sejati : terbentuk dari bakal buah saja. Buah sejati terbagi jadi 3 macam yaitu Buah tunggal dibentuk oleh satu bakal buah, contohnya mangga. Buah agregat dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu bunga, contohnya sirsak, srikaya. Buah majemuk dibentuk dari banyak bakal buah dari banyak bunga, contohnya nanas dan nagka.

Strukturnya terdiri dari epicarpium (luar), mesocarpium (tengah), dan endocarpium (dalam).

BIJI
Alat reproduksi hasil pembuahan. Biji yang berkecambah akan menjadi tanaman baru.
Berdasarkan kotiledonnya biji dibagi menjadi 2 macam yaitu : biji berkeping satu (monokotil), dan biji berkeping dua (dikotil).


 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem Endokrin

SISTEM ENDOKRIN

Sistem Hormonal : senyawa organik yang menyekresikan kelenjar buntu (kelenjar endokrin).
Ciri Kelenjar Buntu : tidak memiliki saluran dan diangkut oleh darah.

Fungsi Sistem Hormonal
  • Perkembangan
  • Reproduksi
  • Mengatur metabolisme tubuh 
Bagian Sistem Hormonal
1. KELENJAR HIPOFISIS 
Master of Gland : kelenjar yang cara kerjanya mempengaruhi kelenjar yang lain.
  • Anterior
a. Andrenokortikotropik Hormone (ACTH) : Merangsang kelenjar anak ginjal (adrenal).
b. Prolaktin (PRL) : Merangsang sekresi air susu ibu (ASI) oleh progesteron.
c. Tirotropin (TSH) : Merangsang kelenjar gondok/tiroid.
d. Gonadotropin/Kelamin 
    FSH: spermatogenesis (sperma) dan oogenesis (ovum)
    LH : testosteron dan ovulasi
e. Somatotropin (STH) : Hormon pertumbuhan yang mengontrol pemanjangan dan penebalan tulang.
    Jika kekurangan Somatotropin maka dikenal dengan penyakit dwarfisme.
    Jika kelebihan Somatotropin maka dikenal dengan penyakit gigantisme.
  • Intermediet
Melanocyt Stimulating Hormone (MSH) : untuk memproduksi melanin pada hewan.
  • Posterior 
Oksitosin : Merangsang kontraksi otot dinding rahim saat melahirkan.
ADH : Merangsang penyerapan air di ginjal. Jika kekurangan ADH maka dikenal dengan Diabetes Insipidus (sering buang air kecil).

2. KELENJAR TIROID/GONDOK
Hormon Tiroksin : sebagai pertumbuhan dan perkembangan otak dan jaringan lainnya. Serta menurunkan kadar Ca dalam darah.
Jika kelebihan hormon tiroksin dikenal dengan Basedowi, ciri-cirinya metabolisme meningkat, banyak keringat, dan tekanan darah tinggi. Jika kekurangan hormon tiroksin pada orang dewasa dikenal dengan Miksodema yaitu menurunya metabolisme, sedangkan pada anak-anak dikenal dengan kreatinisme yang menyebabkan kekerdilan.

3. KELENJAR PARATIROID/ANAK GONDOK
Paratohormon : meningkatkan kadar Ca dalam darah. Jika kekurangan paratohormon akan menyebabkan kram atau kejang otot.

4. KELENJAR PANKREAS
sel alfa : menghasilkan glukagon yaitu mengubah glikogen menjadi glukosa.
sel beta : menghasilkan insulin yaitu mengubah glukosa menjadi glikogen. Jika kekurangan insulin maka dikenal dengan penyakit Diabetes Milietus (urine mengandung glukosa).

5. KELENJAR ADRENAL/ANAK GINJAL
Adrenalin : meningkatkan aktivitas tubuh.
Kortisol : mengubah protein menjadi karbohidrat.
Androgen : merangsang perkembangan ciri seks sekunder kelamin jantan.

6. KELENJAR GONAD/KELAMIN
Esterogen : mengakibatkan penebalan uterus.
Progesteron : menjaga ketebalan uterus.
Testosteron : merangsang dan menjaga ciri seks sekunder jantan.

7. KELENJAR TIMUS
Timosin :  merangsang pematangan limfosit.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS